Definition List

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Rabu, 29 November 2017

Soal sejarah kls 12

1.A).Sultan Hamid II, lahir dengan nama Syarif Abdul Hamid Alkadrie, putra sulung Sultan Pontianak ke-6, Sultan Syarif Muhammad Alkadrie[1] (lahir di Pontianak, Kalimantan Barat, 12 Juli 1913 – meninggal di Jakarta, 30 Maret 1978 pada umur 64 tahun) adalah Perancang Lambang Negara Indonesia, Garuda Pancasila.[2]

B). Letnan Jenderal TNI (Purn.) Ahmad Yunus Mokoginta atau biasa juga dikenal sebagai A.Y. Mokoginta (lahir di Kotamobagu, 28 April 1921 – meninggal di Jakarta, 11 Januari 1984 pada umur 62 tahun) adalah tokoh militer Indonesia yang juga menjadi salah satu penandatangan Petisi 50. Ia berasal dari keluarga aristokrat di Bolaang Mongondow. Pada tahun 1926 ia hijrah ke Jawa mengikuti ayahnya, Abraham Patra Mokoginta, seorang Jogugu (Perdana Menteri) yang di asingkan oleh pemerintah kolonial Belanda karena mendukung gerakan Serikat Islam di Kotamobagu.

C). Dr. Johannes Leimena (lahir di Ambon, Maluku, 6 Maret 1905 – meninggal di Jakarta, 29 Maret 1977 pada umur 72 tahun) adalah salah satu pahlawan Indonesia. Ia merupakan tokoh politik yang paling sering menjabat sebagai menteri kabinet Indonesia dan satu-satunya Menteri Indonesia yang menjabat sebagai Menteri selama 21 tahun berturut-turut tanpa terputus. Leimena masuk ke dalam 18 kabinet yang berbeda, sejak Kabinet Sjahrir II (1946) sampai Kabinet Dwikora II (1966), baik sebagai Menteri Kesehatan, Wakil Perdana Menteri, Wakil Menteri Pertama maupun Menteri Sosial. Selain itu Leimena juga menyandang pangkat Laksamana Madya (Tituler) di TNI-AL ketika ia menjadi anggota dari KOTI (Komando Operasi Tertinggi) dalam rangka Trikora

D). Alex Kawilarang, perintis Komando Pasukan Khusus (Kopassus) itu adalah tentara tulen: jujur, pantang menyerah, dan punya harga diri. Soal kejujuran Alex tak kenal kompromi. Ia pernah menempeleng Soeharto karena merasa ditipu dengan laporan palsu. Soal dedikasi, Alex telah teruji.   Ia pernah menjadi komandan penumpasan Republik Maluku Selatan (RMS), Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI), dan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII). Belakangan, ia protes pada Jakarta karena tentara daerah tak diperhatikan. Karirnya menyusut sejak terlibat dalam Permesta.

E). Brigadir Jenderal TNI Ignatius Slamet Rijadi (EYD: Ignatius Slamet Riyadi; lahir di Surakarta, 26 Juli 1927 – meninggal di Ambon, 4 November 1950 pada umur 23 tahun) adalah seorang tentara Indonesia. Rijadi lahir di Surakarta, Jawa Tengah, putra dari seorang tentara dan penjual buah. "Dijual" pada pamannya dan sempat berganti nama saat masih balita untuk menyembuhkan penyakitnya, Rijadi tumbuh besar di rumah orangtuanya dan belajar di sekolah milik Belanda. Setelah Jepang menduduki Hindia Belanda, Rijadi menempuh pendidikan di sekolah pelaut yang dikelola oleh Jepang dan bekerja untuk mereka setelah lulus; ia meninggalkan tentara Jepang menjelang akhir Perang Dunia II dan membantu mengobarkan perlawanan selama sisa pendudukan.
Setelah Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, Rijadi memimpin tentara Indonesia di Surakarta pada masa perang kemerdekaan melawan Belanda yang ingin kembali menjajah Indonesia. Dimulai dengan kampanye gerilya, pada 1947 ia berperang dengan sengit melawan Belanda di Ambarawa dan Semarang, bertanggung jawab atas Resimen 26. Selama Agresi Militer I, Belanda mengambil alih kota tetapi berhasil direbut kembali oleh Rijadi, dan kemudian mulai melancarkan serangan ke Jawa Barat. Pada tahun 1950, setelah berakhirnya revolusi, Rijadi dikirim ke Maluku untuk memerangi Republik Maluku Selatan. Setelah operasi perlawanan selama beberapa bulan dan berkelana melintasi Pulau Ambon, Rijadi gugur tertembak menjelang operasi berakhir.
 Sejak kematiannya, Rijadi telah menerima banyak penghormatan. Sebuah jalan utama di Surakarta dinamakan menurut namanya, begitu juga dengan fregat TNI AL, KRI Slamet Riyadi. Selain itu, Rijadi juga dianugerahi beberapa tanda kehormatan secara anumerta pada tahun 1961, dan ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia pada tanggal 9 November 2007.

F). Operasi Guntur adalah operasi militer untuk menumpas pemberontakan DI/TII Di jawa tengah yang dilakukan oleh pasukan Banteng Raiders. akhirnya pada tahun 1954 Gerakan DI/TII di jawa tengah dapat dituntaskan oleh pemerintah.

G). Operasi pemberantasan Permesta:
Operasi Saptamarga I di bawah pimpinan Letnan Kolonel Soemarsono dengan daerah sasaran Sulawesi Utara bagian Tengah.
 Operasi Saptamarga II di bawah pimpinan Letnan Kolonel Agus Prasmono dengan sasaran Sulawesi Utara bagian Selatan.
 Operasi Saptamarga III di bawah pimpinan Letnan Kolonel Magenda dengan daerah sasaran kepulauan Sebelah utara Manado.
 Operasio Saptamarga IV di bawah pimpinan langsung Letnan Kolonel Rukmito Hendradiningrat dengan daerah sasaran Sulawesi Utara.
 Operasi Mena I di bawah pimpinan Letnan Kolonel Pieters dengan daerah sasaran Jailolo; dan
 Operasi Mena II di bawah pimpinan Letnan Kolonel KKO Hunholz untuk merebut lapangan udara Morotai di sebelah utara Halmahera.

H). Operasi Baratayudha merupakan peristiwa perang besar di kurukhsetra yakni perang antara keluarga korawa dan keluarga pandawa sedangkan didalam kitab baratayudha diartikan bahwa operasi baratayudha adalah perselisihan antara Kerajaan Kediri dan Jenggala.

I).  Pada 17 April 1958, pemerintah Indonesia melalui Operasi 17 Agustus di bawah pimpinan Kolonel Achmad Yani menumpas gerakan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) di Padang, Sumatera Barat. Pemberontakan yang kemudian dikenal dengan sebutan PRRI/Permesta itu terjadi di Sumatera Barat dan Sulawesi Utara.Pemberontakan yang diinisiasi oleh para elit politik pusat itu merupakan respons terhadap ketidakpuasan daerah terhadap kebijakan pemerintah pusat. Sehingga para militer di dua daerah itu menyambut dengan membentuk dewan-dewan pimpinan yang memutus dengan pemerintahan pusat.

J). Sebelumnya, Mochamad Jasin menjabat sebagai Panglima Daerah Militer (Pangdam) VIII Brawijaya dari tahun 1967-1970. Sewaktu menjabat Pangdam Iskandar Muda di Aceh pada tahun 1960-1963, Jasin berperanan besar dalam menciptakan perdamaian antara Pemerintah RI dengan DI/TII di bawah pimpinan Teungku Daud Beureu'eh.

K). Sedangkan untuk menumpas pemberontakan Permesta dilancarkan operasi gabungan dengan nama Merdeka di bawah pimpinan Letkol Rukminto Hendraningrat, yang terdiri dari :
·         Operasi Saptamarga I dengan sasaran Sulawesi Utara bagian Tengah, dipimpin oleh Letkol Sumarsono.
·         Operasi Saptamarga II dengan sasaran Sulawesi Utara bagian Selatan, dipimpin oleh Letkol Agus Prasmono.
·         Operasi Saptamarga III dengan sasaran Kepulauan Sebelah Utara Manado, dipimpin oleh Letkol Magenda.
·         Operasi Saptamarga IV dengan sasaran Sulawesi Utara, dipimpin oleh Letkol Rukminto Hendraningrat

L). Mr. Syafruddin Prawiranegara (Sunda: ᮯᮖᮢᮥᮓ᮪ᮓᮤᮔ᮪ ᮕᮢᮝᮤᮛᮔᮨᮌᮛ, atau juga ditulis Sjafruddin Prawiranegara; lahir di Serang, Banten, 28 Februari 1911 – meninggal di Jakarta, 15 Februari 1989 pada umur 77 tahun) adalah seorang pejuang kemerdekaan, Menteri, Gubernur Bank Indonesia, Wakil Perdana Menteri dan pernah menjabat sebagai Ketua (setingkat presiden) Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI). Ia menerima mandat dari presiden Sukarno ketika pemerintahan Republik Indonesia yang kala itu beribukota di Yogyakarta jatuh ke tangan Belanda akibat Agresi Militer Belanda II pada tanggal 19 Desember 1948.[1][2][3] Ia kemudian menjadi Perdana Menteri bagi kabinet tandingan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) di Sumatera Tengah tahun 1958.

M). Allen Lawrence Pope adalah seorang tentara bayaran yang ditugasi CIA dalam berbagai misi. Beberapa misinya dilakukan di Asia Tenggara di antaranya saat pertempuran di Dien Bien Phu, Vietnam dan pada saat pemberontakan PRRI/Permesta di Indonesia. Dia tertangkap oleh TNI ketika usahanya mengebom armada gabungan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia dengan pesawat pembom B-26 Invader AUREV gagal dan akhirnya berhasil ditembak jatuh. Diduga dia ditembak jatuh oleh P-51 Mustang milik Angkatan Udara Republik Indonesia yang diterbangkan oleh Ignatius Dewanto namun kesaksian lain mengatakan dia tertembak jatuh oleh tembakan gencar yang dilakukan armada Angkatan Laut Republik Indonesia. Buku-buku yang menuliskan sepak terjang CIA di berbagai kancah konflik tidak lupa menyebut-nyebut nama Allen Pope.
Lawrence Allen Pope sendiri adalah seorang pemuda putus kuliah di Universitas Florida, kelahiran Miami, Oktober 1928. Setelah berhenti kuliah, dia belajar terbang di Texas kemudian bekerja sebagai ko-pilot pesawat angkut.

N). Nefo adalah lambang kelompok negara-negara yang baru merdeka atau yang menentang imperialisme dan kolonialisme, sosialisme, serta komunis.
Oldefo adalah lambang negara-negara yang telah mapan dan melaksanakan imperialisme dan kolonialisme/kapitalisme dan negara sedang berkembang yang cenderung pada imperialisme/kolonialisme. Dengan demikian apapun bentuknya imperialisme dan kolonialisme harus dihapuskan
Ganefo->games new emerging forces .-. (pesta olahraga untuk para nefo) ini sebenernya digunakan untuk menyatukan kekuatan negara2 yg senasib dengan indonesia untuk melawan nekolim
Ganefo pertama di Indonesia berhasil dilaksanakan, tetapi Ganefo kedua gagal, krn di mesir (ganefo kedua terjadi di mesir) mengalami persoalan politik, dan diindonesia sendiri sudah terjadi perubahan politik (inget kan ketika sukarno diturunkandan diganti oleh suharto ? sikap politik mereka berdua tidaklah sama) dan alasan engapa menggunakan "Olahraga" untuk menyatukan kekuatan2 negara berkembang adalah krn menurut sukarno olahraga dapat membangun bangsa dan karakternya

O). Manipol/USDEK merupakan akronim dari Manifesto politik / Undang-Undang Dasar 1945, Sosialisme Indonesia, Demokrasi Terpimpin, Ekonomi Terpimpin, dan Kepribadian Indonesia[1] yang oleh Soekarno dijadikan sebagai haluan negara Republik Indonesia, sehingga harus dijunjung tinggi, dipupuk, dan dijalankan oleh semua bangsa Indonesia. Diumpamakan juga Manifesto Politik/USDEK bagaikan Quran dan Hadis shahih yang merupakan satu kesatuan, maka Pancasila dan Manifesto Politik/USDEK pun merupakan satu kesatuan yang sama.[

P). Peristiwa Kanigoro
       Masih lekat di ingatan Masdoeqi Moeslim peristiwa di Pondok Pesantren Al-Jauhar di Desa Kanigoro, Kecamatan Kras, Kediri, pada 13 Januari 1965. Kala itu, jarum jam baru menunjukkan pukul 04.30. Ia dan 127 peserta pelatihan mental Pelajar Islam Indonesia sedang asyik membaca Al-Quran dan bersiap untuk salat subuh. Tiba-tiba sekitar seribu anggota PKI membawa berbagai senjata datang menyerbu. Sebagian massa PKI masuk masjid, mengambil Al-Quran dan memasukkannya ke karung. "Selanjutnya dilempar ke halaman masjid dan diinjak-injak," kata Masdoeqi saat ditemui Tempo di rumahnya di Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri, pekan lalu. Para peserta pelatihan digiring dan dikumpulkan di depan masjid. "Saya melihat semua panitia diikat dan ditempeli senjata," tutur Masdoeqi, yang kala itu masuk kepanitiaan pelatihan. Dia menyaksikan massa PKI juga menyerang rumah Kiai Jauhari, pengasuh Pondok Pesantren Al-Jauhar dan adik ipar pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo, Kiai Makhrus Aly. Ayah Gus Maksum itu diseret dan ditendang ke luar rumah.  Selanjutnya, massa PKI mengikat dan menggiring 98 orang, termasuk Kiai Jauhari, ke markas kepolisian Kras dan menyerahkannya kepada polisi. Menurut Masdoeqi, di sepanjang perjalanan, sekelompok anggota PKI itu mencaci maki dan mengancam akan membunuh. Mereka mengatakan ingin menuntut balas atas kematian kader PKI di Madiun dan Jombang yang tewas dibunuh anggota NU sebulan sebelumnya. Akhir 1964, memang terjadi pembunuhan atas sejumlah kader PKI di Madiun dan Jombang. "Utang Jombang dan Madiun dibayar di sini saja," ujar Masdoeqi, menirukan teriakan salah satu anggota PKI yang menggiringnya.  Kejadian itu dikenal sebagai Tragedi Kanigoro pertama kalinya PKI melakukan penyerangan besar-besaran di Kediri. Sebelumnya, meski hubungan kelompok santri dan PKI tegang, tak pernah ada konflik terbuka. 
Q) Pada tahun 1953 Pemerintah RI Karesidenan Sumatera Utara merencanakan untuk mencetak sawah percontohan di bekas areal perkebunan tembakau di desa PerdamaianTanjung Morawa. Akan tetapi areal perkebunan itu sudah ditempati oleh penggarap liar. Di antara mereka terdapat beberapa imigran gelap Cina. Usaha pemerintah untuk memindahkan para penggarap dengan memberi ganti rugi dan menyediakan lahan pertanian, dihalang-halangi oleh Barisan Tani Indonesia (BTI), organisasi massa PKI. Oleh karena cara musyawarah gagal, maka pada tanggal 16 Maret 1953 pemerintah terpaksa mentraktor areal tersebut dengan dikawal oleh sepasukan polisi. Untuk menggagalkan usaha pentraktoran, BTI mengerahkan massa yang sudah mereka pengaruhi dari berbagai tempat di sekitar Tanjung Morawa. Mereka bertindak brutal. Polisi melepaskan tembakan peringatan ke atas, tetapi tidak dihiraukan, bahkan mereka berusaha merebut senjata polisi. Dalam suasana kacau, jatuh korban meninggal dan luka-luka.
R) Peristiwa yang dikenal dengan "Peristiwa Bandar Betsy" merupakan aksi sepihak PKI dan onderbouwnya untuk merebut kekuasaan yang sah. Aksi-aksi sepihak PKI dan organ-organ resminya, mencapai klimaks pada tanggal 30 September 1965 dalam bentuk kudeta berdarah. Tujuh jenderal TNI-AD di Jakarta dan beberapa lainnya di berbagai daerah menjadi korban keganasan PKI. Sejumlah sejarahwan menyingkap pertikaian sesama anak bangsa itu memakan korban tak kurang dari 300 ribu nyawa di seluruh negeri. Belakangan, pemerintah Orde Baru menobatkan para jenderal korban PKI itu sebagai 'Pahlawan Revolusi.' Sebagai kenangan kepada generasi mendatang, tugu peringatan para pahlawan revolusi itu didirikan dengan biaya yang tak kecil. Satu di antaranya adalah 'Tugu Sudjono.' Melihat keberadaan monumen itu, Senin (13/8), diperkirakan miliaran rupiah uang negara mengucur, saat proses pembangunan berlangsung. Terletak di lahan yang luasnya diperkirakan 0,5 Ha, tugu Sudjono di awal pembangunannya terasa begitu megah. 
S). Peristiwa Indramayu (15-16 Oktober 1964) yang merupakan aksi pengeroyokan oleh anggota PKI terhadap tujuh anggota polisi kehutanan di Indramayu.
T). Lembaga Kebudajaan Rakjat (EYDLembaga Kebudayaan Rakyat) atau dikenal dengan akronim Lekra, merupakan organisasi kebudayaan sayap kiri di Indonesia. Lekra didirikan atas inisiatif D.N. AiditNyotoM.S. Ashar, dan A.S. Dharta pada tanggal 17 Agustus 1950, Lekra mendorong seniman dan penulis untuk mengikuti doktrin realisme sosialis. Semakin vokal terhadap anggota non-Lekra, kelompok lain membentuk Manikebu (Manifesto Kebudayaan), akhirnya mengarah ke Presiden Soekarno untuk melarang itu. Setelah Gerakan 30 September, Lekra dilarang bersama dengan partai komunis.
U). Manifesto Kebudayaan atau dikenal dengan Manikebu adalah konsep kebudayaan nasinal yang digagas oleh penyair dan pengarang pada tanggal 17 Agustus 1963. Manifestasi ini lahir untuk mengimbangi dan meredam dominasi serta tekanan dari golongan kiri yang beraliran realisme sosial. Aliran yang diperaktekkan oleh seniman yang terhimpun dalam Lembaga kebudayaan Rakyat (Lekra).  Penggagas manifestasi ini adalah Wiratmo Soekito. serta ikut juga dalam kegiataan ini Taufik Ismail, Arif Budiman dan Goenawan Muhammad. Diilhami oleh semangat humanisme universal yang pertama kali dinyatakan lewat Surat Kepercayaan Gelanggang, Manifesto ini menyerukan, antara lain, pentingnya keterlibatan setiap sektor dalam perjuangan kebudayaan di Indonesia. Manifesto itu sendiri tidak menjabarkan dengan terinci langkah-langkah apa yang perlu diambil untuk memperjuangkan "martabat diri kami sebagai bangsa Indonesia di tengah masyarakat bangsa-bangsa". Sehingga bisa dikatakan butir-butir yang disampaikan sebenarnya sama sekali tidak berlawanan dengan semangat yang hidup pada zaman itu: keinginan "menyempurnakan kondisi hidup manusia". Mungkin satu-satunya prinsip yang membedakan adalah penolakan mereka terhadap hubungan antara kebudayaan dan kekuasaan - posisi Sutan Takdir Alisjahbana dalam "Polemik Kebudayaan pada tahun 1930-an. Dengan demikian, posisi Lekra yang mendahulukan pemajuan kebudayaan rakyat demi pembebasan kaum tertindas: buruh dan tani, dilihat sebagai upaya politisasi gerak kebudayaan. Ini dianggap mengancam supremasi prinsip-prinsip Estetika dan menjerumuskan karya seni pada alat Propoganda Politik yang sarat dengan slogan-slogan verbal belaka.
V). Angkatan Kelima adalah unsur pertahanan keamanan Republik Indonesia yang merupakan gagasan Partai Komunis Indonesia PKI. Angkatan Kelima ini diambil dari kalangan buruh dan petani yang dipersenjatai.
W). Kamaruzaman Sjam (lahir di TubanJawa Timur30 April 1924 – meninggal di Kepulauan SeribuJakarta30 September 1986 pada umur 62 tahun) atau juga dikenal Kamarusaman bin Achmad Mubaidah dan Sjam, adalah anggota kunci dari Partai Komunis Indonesia yang telah dieksekusi karena bagian daripada kudeta 1965 yang lebih dikenal sebagai peristiwa G30S.
Menurut kesaksian Sjam di jejaknya, pada pertengahan 1965, Biro Khusus PKI di bawah Sjam telah cukup sukses menyusup ke militer, dan dalam kontak yang teratur dengan ratusan petugas.[8] Situasi di Indonesia pada waktu itu sangat tegang, dengan inflasi merajalela dan rumor dengan daftar kematian yang disusun oleh komunis dan non-komunis. Dalam jangka sampai Hari Angkatan Bersenjata pada 5 Oktober 1965, dengan sejumlah besar pasukan menuju ibukota, banyak orang mengharapkan kudeta.[9] Pemimpin PKI D.N. Aidit meminta Sjam untuk menggunakan kontak untuk mengetahui apakah rumor itu benar. Sjam menyimpulkan bahwa mereka disana, dan memberitahu Aidit.[10] Pada malam tanggal 30 September 1965, kelompok yang menamakan dirinya sebagai Gerakan 30 September diculik dan kemudian membunuh enam jenderal Angkatan Darat Indonesia. Keesokan paginya, anggota bersenjata kelompok mengambil alih alun-alun di pusat Jakarta, dan mengumumkan melalui radio nasional Indonesia bahwa mereka telah bertindak untuk menggagalkan kudeta yang direncanakan oleh sekelompok jenderal Angkatan Darat. Pada subuh keesokan harinya, Sjam, bersama dengan Presiden Sukarno, Wakil Komandan Angkatan Udara Marsekal Omar Dani dan pemimpin PKI D.N. Aidit dan semua pemimpin digerakkan ke Bandara Halim, pinggiran Jakarta.[11] Roosa percaya bahwa bukan bawahan Aidit, Sjam sebenarnya bertanggung jawab atas gerakan tersebut. Dia memimpin setelah yakin dirinya diperlukan untuk mencegah kudeta militer, dan telah membujuk para perwira yang setia kepadanya dan PKI untuk bergabung dengan gerakan tersebut.[12] Setelah berjanji pada Aidit bahwa rencana akan bekerja, Sjam bertekad untuk melanjutkan, meskipun berkekurangan karena komunikasi dan perencanaan yang buruk. Bahkan setelah kegagalan untuk menculik staf militer Nasution, pembunuhan yang tidak direncanakan dari para jenderal yang diculik dan kegagalan untuk memperoleh restu dari Sukarno, Aidit dan Sjam bersikeras tetap melanjutkan. Namun, setelah menjadi jelas bahwa gerakan di Jakarta menjadi gagal total, Sjam dan Aidit memutuskan bahwa pemimpin PKI harus terbang ke Jawa Tengah untuk melanjutkan perjuangan.[13] Sjam dibawa ke Jakarta, dan akhirnya ditangkap pada Maret 1967.[14]
X). dr. Soebandrio (lahir di KepanjenJawa Timur15 September 1914 – meninggal di Jakarta3 Juli 2004 pada umur 89 tahun) adalah politikus Indonesia yang sangat berpengaruh pada masa pemerintahan Presiden Soekarno. Lulusan Sekolah Tinggi Kedokteran Jakarta (GHS) ini pernah menjadi Duta Besar Republik Indonesia di LondonBritania Raya, pada tahun 1950-1954 dan MoskwaUni Soviet, pada tahun 1954-1956.
Pada tahun 1956, Presiden Soekarno memanggil Soebandrio pulang ke Jakarta untuk diangkat menjadi Sekretaris Jenderal Kementerian Luar Negeri, lalu menjadi Menteri Luar Negeri. Berikutnya, pada tahun 1960, ia ditunjuk sebagai Wakil Perdana Menteri pada Kabinet Dwikora I dan sebagai Menteri Hubungan Ekonomi Luar Negeri pada tahun 1962. Ia merangkap ketiga jabatan tersebut sekaligus sebagai Kepala Badan Pusat Intelijen hingga tahun 1966. Selain itu, sebagai anggota dari Komando Operasi Tertinggidalam Operasi Dwikora dan Trikora, ia juga menyandang pangkat marsekal madya di TNI Angkatan Udara. Pasca-Gerakan 30 September, Soebandrio divonis hukuman mati oleh Mahkamah Militer Luar Biasadengan dakwaan terlibat dalam gerakan tersebut meski tidak ada bukti nyata yang menunjukkan pengetahuan atau keterlibatannya mengingat saat Gestapu meletus, Soebandrio sedang berada di Sumatera.[1] Akan tetapi, vonis itu selanjutnya dikurangi menjadi hukuman seumur hidup. Pada tahun 1995, ia dibebaskan karena alasan kesehatan hingga wafat pada tahun 2004.

Y). Selama Sarwo Edhie menjadi Komandan RPKAD Gerakan 30 September terjadi.
Pada pagi hari tanggal 1 Oktober 1965, enam jenderal, termasuk Ahmad Yani diculik dari rumah mereka dan dibawa ke Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma. Sementara proses penculikan sedang dieksekusi, sekelompok pasukan tak dikenal menduduki Monumen Nasional (Monas), Istana Kepresidenan, Radio Republik Indonesia (RRI), dan gedung telekomunikasi. Hari dimulai seperti biasanya bagi Sarwo Edhie dan pasukan RPKAD yang sedang menghabiskan pagi mereka di markas RPKAD di Cijantung, Jakarta. Kemudian Kolonel Herman Sarens Sudiro tiba. Sudiro mengumumkan bahwa ia membawa pesan dari markas Kostrad dan menginformasikan kepada Sarwo Edhie tentang situasi di Jakarta. Sarwo Edhie juga diberitahu oleh Sudiro bahwa Mayor Jenderal Soeharto yang menjabat sebagai Panglima Kostrad diasumsikan akan menjadi pimpinan Angkatan Darat. Setelah memberikan banyak pemikirannya, Sarwo Edhie mengirim Sudiro kembali dengan pesan bahwa ia akan berpihak dengan Soeharto.[2] Setelah Sudiro pergi, Sarwo Edhie dikunjungi oleh Brigjen Sabur, Komandan Cakrabirawa. Sabur meminta Sarwo Edhie untuk bergabung dengan Gerakan G30S. Sarwo Edhie mengatakan kepada Sabur dengan datar bahwa ia akan memihak Soeharto.
Pada pukul 11:00 siang hari itu, Sarwo Edhie tiba di markas Kostrad dan menerima perintah untuk merebut kembali gedung RRI dan telekomunikasi pada pukul 06:00 petang (batas waktu dimana pasukan tak dikenal diharapkan untuk menyerah). Ketika pukul 06:00 petang tiba, Sarwo Edhie memerintahkan pasukannya untuk merebut kembali bangunan yang ditunjuk. Hal ini dicapai tanpa banyak perlawanan, karena pasukan itu mundur ke Halim dan bangunan diambil alih pada pukul 06:30 petang. Dengan situasi di Jakarta yang aman, mata Soeharto ternyata tertuju ke Pangkalan Udara Halim. Pangkalan Udara adalah tempat para Jenderal yang diculik dan dibawa ke basis Angkatan Udara yang telah mendapat dukungan dari gerakan G30S. Soeharto kemudian memerintahkan Sarwo Edhie untuk merebut kembali Pangkalan Udara. Memulai serangan mereka pada pukul 2 dinihari pada 2 Oktober, Sarwo Edhie dan RPKAD mengambil alih Pangkalan Udara pada pukul 06:00 pagi.

Z). Ajun Komisaris Besar Polisi (Purn.) Soekitman (lahir di Pelabuhan RatuJawa Barat , 30 Maret 1943 – meninggal di DepokJawa Barat , 13 Agustus 2007 pada umur 64 tahun) adalah saksi sejarah terjadinya Gerakan 30 September 1965 oleh Partai Komunis Indonesia G30S/PKI dan penemu lokasi pembuangan jenazah para jenderal Pahlawan Revolusi Lubang BuayaJakarta Timur. Soekitman terakhir berdinas di kepolisian selaku Kepala Sub Bagian (Kasubag) Regiden Polda Metro Jaya, dan pensiun pada 1998
Pada 30 September 1965 di malam hari, Soekitman sedang menjalankan tugas patroli. Tiba-tiba, terdengar suara tembakan diikuti rentetan letusan senjata. Ia bergegas menghampiri sumber suara dengan sepeda kumbangnya (hadiah bagi polisi berprestasi) ke arah kediaman Jenderal DI Panjaitan. Namun, sekelompok orang menghadang dan menculiknya. Agen Polisi Tingkat II Soekitman ikut dibawa ke Lubang Buaya dan menjadi salah satu saksi penculikan dan pembunuhan beberapa pemimpin TNI dalam Peristiwa G30S/PKI.[2] Atas jasa-jasanya, dia mendapatkan kenaikan pangkat dari AKP (Ajun Komisaris Polisi) menjadi AKBP (Ajun Komisaris Besar Polisi).

AA). Arif Rahman Hakim (lahir di PadangSumatera Barat24 Februari 1943 – meninggal di Jakarta24 Februari 1966 pada umur 23 tahun) adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang meninggal karena ditembak sewaktu berlangsungnya demonstrasi mahasiswa yang menuntut Tritura atas pemerintahan Orde Lama di bawah Presiden Soekarno pada tanggal 24 Februari1966.[1] Namun menurut Maulwi Saelan, penembak Arif Rahman Hakim bukanlah salah satu prajurit Resimen Tjakrabirawa tetapi beliau mendapat penjelasan dari anggota Polisi Militer Kodam Jaya, tembakan itu berasal dari salah satu anggota Pom Dam yang bertugas di garnizun ibu kota. Dari informasi itu, dia berusaha mendapatkan visum Arif Rahman. "Namun hingga Resimen Tjakrabirawa dibubarkan saya tak mendapat visum Arif Rahman Hakim itu," kata Saelan. Penyelidikan mendalam juga tak pernah dilakukan soal penembakan itu. Tak ada seorang pun divonis bersalah dalam kasus penembakan Arif Rahman Hakim. Hanya nama Tjakrabirawa yang semakin terpuruk.Arif lahir dari pasangan perantau Minangkabau, H. Syair dan Hakimah. Untuk mengenang perjuangannya, namanya diabadikan menjadi nama ruas jalan di beberapa kota di Indonesia. Di Universitas Indonesia, namanya diabadikan menjadi nama masjid di Kampus Salemba dan nama salah satu stasiun radio swasta di Jakarta.

AB). Ajun Inspektur Polisi Dua Anumerta Karel Satsuit Tubun (lahir di Maluku Tenggara14 Oktober 1928 – meninggal di Jakarta1 Oktober 1965 pada umur 36 tahun) adalah seorang pahlawan nasional Indonesia yang merupakan salah seorang korban Gerakan 30 September pada tahun 1965. Ia adalah pengawal dari J. Leimena. Ia dimakamkan di TMP KalibataJakarta. Dikarenakan dia adalah korban Gerakan 30 September, maka dia diangkat menjadi seorang Pahlawan Revolusi. Karena mengganggap para pimpinan Angkatan Darat sebagai penghalang utama cita-citanya. Maka PKI merencanakan untuk melakukan penculikan dan pembunuhan terhadap sejumlah Perwira Angkatan Darat yang dianggap menghalangi cita-citanya. Salah satu sasarannya adalah Jenderal A.H. Nasution yang bertetangga dengan rumah Dr. J. Leimena. Gerakan itu pun dimulai, ketika itu ia kebagian tugas jaga pagi. Maka, ia menyempatkan diri untuk tidur. Para penculik pun datang, pertama-tama mereka menyekap para pengawal rumah Dr. J. Leimena. Karena mendengar suara gaduh maka K. Satsuit Tubun pun terbangun dengan membawa senjata ia mencoba menembak para gerombolan PKI tersebut. Malang, gerombolan itu pun juga menembaknya. Karena tidak seimbang K. Satsuit Tubun pun tewas seketika setelah peluru penculik menembus tubuhnya.

2). Sebab RIS tidak bertahan lama
  1.  karena persatuan dan kesatuan itu berada di atas segalanya bagi bangsa Indonesia.
  2. Negara RIS buatan Belanda tidak dapat bertahan lama karena muncul tuntutan-tuntutan untuk kembali ke dalam bentuk NKRI sebagai perwujudan dari cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945. 
  3. Gerakan menuju pembentukan NKRI mendapat dukungan yang kuat dari seluruh rakyat. Banyak Negara-negara bagian satu per satu menggabungkan diri dengan Negara Republik Indonesia.
  4. Pada tanggal 10 Februari 1950 DPR Negara Sumatera Selatan memutuskan untuk menyerahkan kekuasaannya pada RI. Tindakan semacam ini dengan cepat dilakukan oleh Negara-negaa bagian lainnya yang cenderung untuk menghapuskan Negara-negara bagian dan menggabungkan diri ke dalam RI. Pada akhir Maret 1950, hanya tersisa empat Negara bagian dalam RIS, yaitu Kalimantan Barat, Sumatera Barat, Negara Indonesia Timur, dan Republik Indonesia. Pada akhir April 1950, maka hanya Republik Indonesia yang tersisa dalam RIS. 
3). Kapan UUD 1950 diresmikan dan bagaimana bentuk pemerintahan pada masa itu
Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia, atau dikenal dengan UUDS 1950, adalah konstitusi yang berlaku di negara Republik Indonesia sejak 17 Agustus 1950 hingga dikeluarkannya Dekret Presiden 5 Juli 1959.
Dengan Undang-Undang Dasar Sementara 1950 sistem pemerintahan yang dianut adalah sistem pemerintahan parlementer. 

4). Mengapa cabinet Sukiman dan Wilopo mengalami kejatuhan
Kejatuhan Kabinet Soekiman merupakan akibat dari ditandatanganinya persetujuan bantuan ekonomi dan persenjataan dari Amerika Serikat kepada Indonesia atas dasar Mutual Security Act ( MSA ). Peretujuan ini menimbulkan tafsiran bahwa Indonesia telah memasuki Blok Barat, yang berarti bertentangan dengan prinsip dasar politik luar negri Indonesia yang bebas aktif. Muncul pertentangan dari Masyumi dan PNI atas tindakan Sukiman sehingga mereka menarik dukungannya pada kabinet tersebut. DPR akhirnya menggugat Sukiman dan terpaksa Sukiman harus mengembalikan mandatnya kepada presiden.
Akibat peristiwa Tanjung Morawa muncullah mosi tidak percaya dari Serikat Tani Indonesia terhadap kabinet Wilopo. Sehingga Wilopo harus mengembalikan mandatnya pada presiden pada tanggal 2 Juni 1953.

5). Kabinet yang melakukan persiapan dan pembentukan pemilu 1955, kabinet siapa yang melakukan pemilu dana apa tujuan pemilu 1955
Kabinet Wilopo ( yg melakukan persiapan dll)
Kabinet Sostroamijoyo (yg melakukan pemilu)
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1953, Pemilu 1955 dilakukan  untuk memilih anggota-anggota parlemen (DPR) dan Konstituante (Lembaga yang diberi tugas dan wewenang untuk melakukan perubahan terhadap konstitusi negara)
6). 4 partai besar pemenang pemilu 1955
1. Partai Nasional Indonesia(PNI) dengan 119 suara
2. Masyumi dengan 112 suara
3. NU dengan 91 suara
4. PKI dengan 80 suara
7). Kondisi Ekonomi Indonesia buruk saat awal
§  Indonesia yang baru saja merdeka belum memiliki pemerintahan yang baik, dimana belum ada pejabat khusus yang bertugas untuk menangani perekonomian Indonesia.
§  Sebagai negara baru Indonesia belum mempunyai pola dan cara untuk mengatur ekonomi keuangan yang mantap.
§  Tingalan pemerintah pendudukan Jepang dimana ekonomi saat pendudukan Jepang memang sudah buruk akibat pengeluaran pembiayaan perang Jepang. Membuat pemerintah baru Indonesia agak sulit untuk bangkit dari keterpurukan.
§  Kondisi keamanan dalam negeri sendiri tidak stabil akibat sering terjadinya pergantian kabinet, dimana hal tersebut mendukung ketidakstabilan ekonomi.
§  Politik keuangan yang berlaku di Indonesia dibuat di negara Belanda guna menekan pertumbuhan ekonomi Indonesia bahkan untuk menghancurkan ekonomi nasional.
§  Belanda masih tetap tidak mau mengakui kemerdekaan Indonesia dan masih terus melakukan pergolakan politik yang menghambat langkah kebijakan pemerintah dalam bidang ekonomi.

8). Pemberontakan yang dilakukan oleh sisa sisa belanda
Pembrontakan PKI Madiun, APRA, Andi Aziz, RMS(republic Maluku selatan), PRRI, Permesta, G30s/pki
9). Apa yang dimaksud system ekonomi benteng? Siapa tokohnya
Sistem Ekonomi Gerakan Benteng. Sistem ekonomi Gerakan Benteng merupakan usaha pemerintah Republik Indonesia untuk mengubah struktur ekonomi yang berat sebelah yang dilakukan pada masa Kabinet Natsir yang direncanakan oleh Sumitro Djojohadikusumo (menteri perdagangan).

11). Apa tuntutan Raymond Westerling melakukan pemberontakan APRA? Mengapa meluas ke Jakarta
namun untuk menghindari pengusutan lebih lanjut serta kemungkinan tuntutan ke pangadilan militer,

10) Apa yang dimaksud RPLT dan MUNAP
Repelita atau Rencana Pembangunan Lima Tahun adalah satuan perencanaan yang dibuat oleh pemerintah Orde Baru di Indonesia. (RPLT)
·         Repelita I (1969–1974) bertujuan memenuhi kebutuhan dasar dan infrastruktur dengan penekanan pada bidang pertanian.
·         Repelita II (1974–1979) bertujuan meningkatkan pembangunan di pulau-pulau selain JawaBali dan Madura, di antaranya melalui transmigrasi.
·         Repelita III (1979–1984) menekankan bidang industri padat karya untuk meningkatkan ekspor.
·         Repelita IV (1984–1989) bertujuan menciptakan lapangan kerja baru dan industri.
·         Repelita V (1989–1994) menekankan bidang transportasi, komunikasi dan pendidikan.

MUNAP
Musyawarah Perencanaan Pembangunan adalah forum antar pelaku dalam rangka menyusun rencana pembangunan Nasional dan rencana pembangunan Daerah. (Pasal 1 Angka 21 UU Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional).

12). Mengapa terjadi kekacauan di Sulawesi Selatan menjelang pemberontakan Andi Aziz
Banyak terjadi konflik pada bulan april 1950,kekacauan yang terjadi ini dikarenakan adanya demonstrasi dari kelompok masyarakat anti federal,mereka mendesak NIT untuk segara bergabung dengan RI,sementara itu di sisi lain ada pihak yang mendukung adanya negara federal.

13). Latar belakang terjadinya pemberontakan DI/TII di Jawa Barat, Aceh, Sulawesi Selatan
Jawa Barat
Pada tanggal 7 Agustus 1949 Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo secara resmi menyatakan bahwa organisasi Negara Islam Indonesia (NII) berdiri berlandaskan kanun azasi, dan pada tanggal 25 Januari 1949, ketika pasukan Siliwangi sedang melaksanakan hijrah dari Jawa Barat ke Jawa Tengah, saat itulah terjadi kontak senjata yang pertama kali antara pasukan TNI dengan pasukan DI/TII. Selama peperangan pasukan DI/TII ini di bantu oleh tentara Belanda sehingga peperangan antara DI/TII dan TNI menjadi sangat sengit. Hadirnya DI/TII ini mengakibatkan penderitaan penduduk Jawa Barat, karena penduduk tersebut sering menerima terror dari pasukan DI/TII. Selain mengancam para warga, para pasukan DI/TII juga merampas harta benda milik warga untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka.
            Aceh
Sesaat setelah Kemerdekaan Republik Indonesia di proklamasikan, di Aceh (Serambi Mekah) terjadi sebuah konflik antara kelompok alim ulama yang tergabung dalam sebuah organisasi bernama PUSA (Persatuan Ulama Seluruh Aceh) yang di pimpin oleh Tengku Daud Beureuh dengan kepala adat (Uleebalang). Konflik tersebut mengakibatkan perang saudara antara kedua kelompok tersebut yang berlangsung sejak Desember 1945 sampai Februari 1946. Untuk menanggulangi masalah tersebut, pemerintah RI memberikan status Daerah Istimewa tingkat provinsi kepada Aceh, dan mengangkat Tengku Daud Beureuh sebagai pemimpin/gubernur.

Setelah terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indoneisa (NKRI) yang terbentuk pada bulan Agustus 1950. Pemerintahan Republik Indonesia mengadakan sebuah sistem penyederhanaan administrasi pemerintahaan yang mengakibatkan beberapa daerah di Indonesia mengalami penurunan status. Salah satu dari semua daerah yang statusnya turun yaitu Aceh, yang tadinya menjabat sebagai Daerah Istimewa, setelah operasi penyederhanaan tersebut di mulai, status Aceh pun berubah menjadi daerah keresidenan yang di kuasai oleh provinsi Sumatera Utara. Kejadiaan ini sangat mengecewakan seorang Daud Beureuh, dan akhirnya Daud Beureuh membuat sebuah keputusan yang bulat untuk bergabung dengan organisasi Negara Islam Indonesia (NII) yang di pimpin oleh Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo. Peristiwa tersebut terjadi pada tanggal 20 Spetember 1953. Setelah Daud Beureuh bergabung dengan NII, mereka melakukan sebuah operasi untuk menguasai kota-kota yang berada di Aceh, selain itu mereka juga melakukan propaganda untuk memperkeruh citra pemerintahan Republik Indonesia.

Pemberontakan yang di lakukan Daud Beureuh bersama angota NII yang di pimpin oleh Sekarmadji akhirnya di atasi oleh pemerintah dengan cara menggunakan kekuatan senjata dan operasi militer dari TNI. Setelah pemerintahan RI melakukan operasi tersebut, maka kelompok DI/TII tersebut mulai terkikis dari kota-kota yang di tempatinya. Tentara Nasional Indonesia-pun memberikan pencerahan kepada penduduk setempat untuk menghindari kesalah pahaman dan mengembalikan kepercayaan kepada pemerintahan Republik Indoneisa. Tanggal 17 sampai 28 Desember 1962, atas nama Prakasa Panglima Kodami Iskandar Muda, kolonel M.Jasin mengadakan Musyawarah Kerukunan Rakyat Aceh, yang musyawarah tersebut mendapat dukungan dari para tokoh masyarakat Aceh dan musyawarah yang di lakukan tersebut berhasil memulihkan kemanana di Aceh.
            Sulawesi Selatan
selain pemberontakan DI/TII di Aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Kalimantan Selatan. Pemberontakan DI/TII ini juga terjadi di Sulawesi Selatan yang di pimpin oleh Kahar Muzakar, organisasi yang sudah di dirikan sejak tahun 1951 tersebut baru bisa di runtuhkan oleh pemerintah pada Tahun 1965. Untuk menumpas organisasi tersebut di butuhkan banyak biaya, tenaga, dan waktu karena kondisi medan yang sangat sulit. Meski demikian, para pemberontak DI/TII sangat menguasai area tersebut. Selain itu, para pemberontak memanfaatkan rasa kesukuan yang berkembang di kalangan masyarakat untuk melawan pemerintah dalam menumpas organisasi DI/TII tersebut. Setelah pemerintahan Republik Indonesia mengadakan operasi penumpasan DI/TII bersama anggota Tentara Republik Indonesia. Barulah seorang Kahar Muzakar tertangkap dan di tembak oleh pasukan TNI pada tanggal 3 Februari 1965.

Pada akhirnya TNI mampu menghalau seluruh pemberontakan yang terjadi pada saat itu. Karena seperti yang kita ketahui Indonesia terbentuk dari berbagai suku dengan beragam kebudayaannya dan UUD 45 yang melindungi beberapa kepercayaan sehingga tidak mungkin untuk menjadikan salah satu hukum agama di jadikan hukum negara.

14). Bunyi ultimatum Kol Ahmad Husein? Apa tanggapan pemerintah pusat? Siapa tokoh yg ditunjuk sebagai presiden PRRI?
-Isi ultimatum Ahmad Husein

1. Agar Presiden membubarkan Kabinet Juanda dalam tempo 5 x 24 jam.

2. Agar Presiden menunjuk Mohammad Hatta dan Sultan Hamengku Buwono IX sebagai pembentuk kabinetbaru.

3. Apabila tuntutan ini tidak dipenuhi, maka Dewan Banteng akan memutuskan hubungan dengan Pemerintah dan bebas dari ketaatan terhadap Kepala Negara.
-  Pemerintah pusat menjawab ultimatum itu dengan perintah pemecatan dengan tidak hormat atas Kolonel Simbolon, Kolonel Dahlan Jambek, Kolonel Zulkifli Lubis dan Letnan Kolonel Ahmad Husein. Perintah pemecatan itu diikuti dengan perintah  penangkapan. Tanggal 12 Februari 1958 KSAD mengeluarkan keputusan membekukan Komando Daerah Militer Sumatera Tengah (KDMST) yang selanjutnya menempatkannya langsung di bawah perintah KSAD Jenderal Nasution.

15). Tokoh yang memimpin operasi merdeka untuk menumpas permesta
LETKOL RUKMINTO HENDRANINGRAT

16). Tugas konstituante setelah dilantik 10-11-1956
Menggarap dan membentuk UUD baru untuk menggantikan UUD semetara 

17). Aktifitas politik luar negeri pemerintah RI pada masa demokrasi terpimpin
Condong blok komunis, Merebut Irian Barat, Asian Games Jakarta 1962, OLDEFO DAN NEFO, GANEFO, CONEFO

18). Mengapa presiden sukarno membubarkan DPR hasil pemilu 1955
Dikarenakan konstituante gagal dalam membuat UUD yg baru,,dan alasan mngapa DPR dibubarkan karena DPR pada saat itu tdak mnyetujui RAPBN presiden soekarno,,sehingga beliau membubarkannya serta membuat DPR-GR atau Dewan Perwakilan Rakyat-Gotong Royong

19). Mengapa Indonesia keluar dari PBB

1. MALAYSIA DITERIMA MENJADI ANGGOTA PBB

Bukan tanpa sebab Indonesia menentang penerimaan Malaysia sebagai anggota tidak tetap dalam PBB. Presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno, menyatakan bahwa Indonesia keluar dari PBB setelah Malaysia diterima di dalam PBB. Pasalnya, pada saat itu Malaysia dianggap sebagai negara boneka bentukan Inggris.

2. CAMPUR TANGAN NEGARA KAPITASLIS DALAM PBB

Selain itu, penyebab Indonesia keluar dari PBB adalah campur tangan negara-negara kapitalis yang terlalu besar di dalam organisasi tersebut. Hal ini tentu sangat berbanding dengan sikap Republik Indonesia yang selalu memperjuangkan harkat dan martabat negaranya sendiri.

3. KETIDAKADILAN DI DALAM PBB

Di setiap lembaga yang berada di bawah naungan PBB, posisi-posisi penting selalu diberikan kepada negara-negara barat. Misalnya, pada saat itu Badan Bantuan Teknik dipimpin oleh wakil dari Inggris dan Bantuan Dana Khusus dipimpin oleh wakil yang berasal dari Amerika Serikat. Sementara perwakilan dari negara-negara Asia sangat jarang mendapatkan posisi penting dalam satu lembaga bentukan PBB.

4. MARKAS PBB DI AMERIKA

Pada saat itu, Amerika Serikat sedang melakukan perang dingin dengan Uni Soviet. Ir. Soerkanopernah melayangkan kritik mengenai hal tersebut, di mana tidak sepatutnya markas PBB berada di negara pelaku perang dingin. Bahkan, Ir. Soekarno sempat mengusulkan untuk memindah markas PBB di Jenewa, Swiss, atau di negara Asia atau Afrika lainnya.
20). Mengapa system ekonomi terpimpin gagal memperbaiki ekonomi Indonesia pada orde lama
Adapun sebab-sebab pokok kegagalan ekonomi terpimpin yang berlandaskan Dekon adalah :
1. Penanganan masalah ekonomi tidak rasional, lebih bersifat politis dan tidak ada kontrol.
2. Tidak adanya ukuran yang obyektif di dalam menilai sesuatu usaha atau hasil orang.

21). Mengapa penanganan hokum terhadap pemberontakan PKI Madiun belum di tuntaskan setalah pemberontakan dapat ditumpas?

22). Siapa tokoh yang berjasa membesarkan PKI

MUSSO, AMIR SYARIFUDIN, DN AIDIT, M H LUKMAN, LUKMAN NYOTO